Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Widyatama (UTama) menyelenggarakan Pelatihan Tips and Tricks TOEFL bagi siswa siswi SMK Mahardika Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, secara daring. Merupakan salah satu bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) dari para dosen UTama.
Adapun yang melatar belakangi kegiatan itu, yakni semakin perlunya penguasaan Bahasa Inggris di era digital sekarang ini termasuk bagi para pelajar.
TOEFL sendiri menjadi alat ukur untuk mengetahui tingkatan kemampuan berbahasa Inggris seseorang. Juga mendiagnosa tingkatan kemampuan Bahasa Inggris seseorang.
Dalam pelatihannya dibahas mengenai format tes TOEFL dan berbagai strategi memperoleh skor TOEFL terbaik.
Hal itu dikemukakan langsung oleh Dr. Ervina CM Simatupang, Ketua Prodi Bahasa Inggris UTama juga Ketua Cluster kegiatan.
Ervina pun menjelaskan bahwa Prodi Bahasa Inggris di setiap semester selalu melakukan PKM, dalam bentuk pemberian pelatihan berupa Tips dan Tricks TOEFL di SMA/SMK maupun di industri.
“Kegiatannya sudah dilangsungkan, Sabtu lalu, tanggal 6 November 2021. Pemberian pelatihan ini dianggap penting supaya siswa/siswi dibekali dengan pengenalan TOEFL, sehingga mereka mendapatkan (added value) sertifikat TOEFl. Ada tiga alasan kenapa belajar TOEFL, yakni persiapan masuk dunia kerja, persiapan beasiswa serta persiapan pertukaran pelajar. Juga pemahaman dalam menguasai structure dimana structure di bagi menjadi dua bagian yaitu Incomplete Sentence dan Error recognition,” kata Ervina, Kamis (18/11/2021).
Dirinya juga mengungkapkan untuk memperoleh skor TOEFL terbaik tidak cukup mengandalkan kemampuan Bahasa Inggris semata, namun harus memahami strategi selama mengerjakan tes TOEFL.
“Misalnya dalam Reading Comprehension Section (Section 3 dalam tes TOEFL) terdapat 5-6 teks yang diikuti 50 soal dengan waktu hanya 55 menit. Secara logika dengan waktu yang sangat terbatas, tampaknya tidak mungkin ke 50 soal tersebut dapat diselesaikan dengan baik karena konten setiap teks sangat akademis yang meliputi berbagai bidang ilmu,” kata Ervina yang juga sebagai pemateri tentang structure.
“Belum lagi kosa kata di dalamnya yang jarang ditemui sehari-hari. Akan tetapi dengan memahami strategi penyelesaian soal TOEFL, dalam hal ini Reading Comprehension peserta tes akan mampu menyelesaikannya dengan baik. Dengan demikian, memahami strategi menjawab tes TOEFL dapat membantu peserta tes ‘dengan lincah’ menemukan jawaban yang tepat untuk setiap soal tes,” imbuhnya.
Sedangkan Puspita Sari, M.Hum., Dosen Bahasa Inggris UTama menambahkan, bahwa pelatihan ini sangat diperlukan dan bermanfaat karena TOEFL adalah salah satu alat test bahasa Inggris untuk mengukur kemampuan bahasa inggris.
“Untuk mencapai score TOEFL yang baik memerlukan pemahaman dan strategi dalam pengerjaannya,” kata Puspitasari.
“Kami dari Tim Universitas Widyatama ingin membantu siswa siswi SMK Mahardika untuk memahami dan menguasai strategi pengerjaannya, seperti strategi mengerjakan Listening section, structure, written expression dan reading comprehension section, sehingga siswa siswi dapat mencapai score yang baik minimal 450,” sambungnya.
Score TOEFl juga sering digunakan sebagai syarat kelulusan atau syarat masuk untuk melanjutkan pendidikan. Baik ke jenjang S1, S2 bahkan S3. Itulah sebabnya pelatihan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa siswi SMK Mahardika.
Materi Tes TOEFL
Sementara itu Dr. Hero Gunawan, salah satu pemateri dalam pelatihan tersebut, menjelaskan bahwa dirinya melihat betapa pentingnya kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini, yang pastinya sangat membantu siswa siswi SMK dalam menghadapi tantangan pentingnya penguasaan bahasa asing-Bahasa Inggris.
Dengan demikian menutur Hero upaya akademis seperti ini layak diapresiasi karena bukan hanya memberikan wawasan praktis akademis kepada para siswa-siswi, tapi juga memperluas jaringan dan hubungan harmonis antar-lembaga pendidikan.
Sedangkan Dr. Deden Novan Setiawan Nugraha, S.S., M.Hum., dalam paparannya menjelaskan bahwa sesi pertama dalam tes TOEFL yaitu tes Listening Comprehension. Tes Listening Comprehension terdiri dari 50 soal. Para peserta ujian akan mendengar rekaman dalam Bahasa Inggris dan peserta ujian harus menjawab soal rekaman yang diberikan. Rekaman hanya diperdengarkan satu kali dan materi rekaman tidak tertulis dalam buku tes.
Menurutnya terdapat tiga bentuk soal dalam tes Listening Comprehension yaitu:
“PART A”
Terdiri atas “30 Conversation” (percakapan) pendek, dimana setiap percakapan diikuti dengan satu pertanyaan.
“PART B”
Terdiri atas “2 Conversation” yang panjang dan diikuti beberapa pertanyaan.
“PART C”
Terdiri atas “3 talk” (seperti seorang Dosen yang sedang menjelaskan suatu topik tertentu) dan diikuti beberapa pertanyaan.
Ia pun menjelaskan strategi umum yang harus diketahui dalam setiap sesi dalam tes Listening Comprehension yaitu:
“Be familiar with the directions.”
Terbiasalah dengan petunjuk-petunjuk dalam mengerjakan tes TOEFL karena umumnya petunjuk dalam mengerjakan soal itu sama. Dalam tes Listening Comprehension akan ada petunjuk mengerjakan soal Listening Comprehension yang diperdengarkan melalui rekaman sebelum tes dimulai.
“Listen carefully to the conversations and talks”.
Peserta ujian harus betul-betul berkonsentrasi mendengarkan apa yang dikatakan pembicara dalam rekaman karena hanya diperdengarkan satu kali.
“Know where the easier and more difficult questions are generally found”.
Perlu diketahui bahwa dalam setiap soal Listening Comprehension tingkat kesulitan terus meningkat dari soal ke soal.
“Never leave any answers blank on your answer sheet”.
Jangan pernah mengosongkan lembar jawaban. Dalam tes TOEFL tidak ada pengurangan nilai walaupun jawabannya salah.
Menanggapi kegiatan pelatihan dari Prodi Bahasa Inggris UTama, Wakil Kepala SMK Mahardika Batujajar, Ratno Wibowo, S.Pd., mengungkapkan pihaknya sangat menyambut baik kegiatan ini, karena bisa memberikan wawasan dan sesuatu yang baru yaitu pelatihan TOEFL kepada siswa-siswi SMK Mahardika.
